A. PERSIAPAN LAHAN
1. Lahan dioalah menggunakan cangkul atau traktor.
2. Setelah diolah, lalu dibuat bedengan.
Ukuran bedengan lebar 150 cm, tinggi 20 – 30 cm.
Jarak antar bedengan 40 – 50 cm.
Bedengan digemburkan menggunakan cangkul.
B. PENANAMAN
Benih ditanam 2-3 benih per lubang tanam.
Setelah penanaman benih disiram untuk mempermudah pertumbuhan.
Kemudian bedengan ditaburi Furadan/Sevin untuk menghindari semut/ ulat tanah.
C. PEMELIHARAAN
Penyiangan dilakukan 1 kali atau tergantung kondisi lahan (pertumbuhan gulma).
Penyiraman secara rutin 1 - 2 kali sehari.
Pengendalian HPT dilakukan bila tanaman terserang hama dan penyakit tanaman.
D. PEMUPUKAN
1. Cara Tabur
Pemupukan I : umur 10 HST dengan Urea (ditabur) 1kg/guludan (1,5x18 m).
Pemupukan II : umur 15 HST dengan Urea + Phonska (2:1) (ditabur) 1kg /gulud untuk guludan 1,5 x 18 m, lalu tanaman disiram.
2. Cara Dikocor
Dosis yang digunakan Urea 500 gr dicampurkan dengan air 50 liter.
Pupuk yang sudah dicampur merata dengan air disiram langsung ke tanaman yang ada di bedengan, Pemupukan dilakukan 2 kali.
E. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
1. HAMA
Hama ulat perusak daun, gejalanya daun yang masih muda dirusaknya dengan cara memakannya.
Pengendalian secara kimia dengan menggunakan Insektisida berbahan aktif Profenofos seperti Curacron dengan dosis 10 ml/15 liter air.
Pengendalian secara mekanis dengan cara mengumpulkan hama tersebut dan dimusnahkan.
2. PENYAKIT
A. Penyakit Embun Tepung
Gejalanya pada daun terdapat bercak kuning dan bertepung. Serangan banyak dijumpai pada saat musim penghujan/kelembaban tinggi.
Dikendalikan secara kimia dengan menggunakan fungisida seperti Dithane 10-20 gr/15ml air; Antracol dosis 15 gr /15 liter.
Pengendalian secara mekanik dengan cara pembuatan drainase yang baik agar tanaman tidak terendam air.
B. Penyakit Bercak Daun
Gejalanya daun berwarna kecoklatan sampai kehitaman. Serangan banyak dijumpai saat musim hujan /kelembaban tinggi.
Pengendalian secara kimia dengan menggunakan fungisida seperti Dithane dosis 10-20gr/15 liter air; Antracol dosis 15 gr / 15 liter.
F. PEMANENAN
Kriteria tanaman siap panen yaitu tanaman telah berumur 20-25 hari setelah tanam.
Cara melakukan pemanenan yaitu dengan cara dicabut batang dan akarnya.
Perlakuan setelah panen yaitu tanaman diikat, dicuci dan dibersihkan dari tanah dan daun-daun yang terlihat lebih tua atau yang rusak. Ikatan kecil 20 batang dan ikatan besar 50 batang.
HAMA PENGGANGGU TANAMAN
1. KARAT PUTIH
Karat Putih disebabkan oleh jamur Albugo sp. Gejala pada tanaman kangkung berupa bercak putih timbul pada permukaan bawah daun. Permukaan atas daun yang terinfeksi karat putih menjadi berwarna kuning sampai kecoklatan. Pengendalian penyakit ini dapat menggunakan pestisida dengan bahan aktif belerang, Heksakonazol, Simoksanil, Benomyl, atau Dythane M-45. Sanitasi dan mengurangi kelembaban di sekitar pertanaman juga dapat mengurangi kejadian penyakit.
2. PENGOROK DAUN/ HAMA BATIK
PENGOROK DAUN/ HAMA BATIK disebabkan oleh hama Liriomyza sp. Serangga dewasa aktif berpindah-pindah dan meletakkan telurnya pada permukaan daun bagian atas, sehingga larva menetas dan membuat terowongan yang menyebabkan daging daun menjadi rusak, mengering, dan gugur. Pengendalian hama ini dengan sanitasi lahan dari gulma maupun tanaman yang dapat menjadi inang alternative; monitoring keberadaan hama secara berkala, perangkap lekat berwarna kuning, disarankan digunakan pada ruang tertutup seperti screen house/net house, tidak disarankan pada lingkungan terbuka, aplikasi insektisida berbahan aktif Siromazin.
Comments
Post a Comment